Berbahagia Alasannya Kebahagiaan Orang Lain


"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan (kalimat) yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan, bagi mereka azab yang keras dan planning jahat mereka akan hancur." (QS Fathir [35]: 10)


Alangkah indahnya hidup ini sekiranya kita ditakdirkan mempunyai hati yang selalu mencicipi nikmat dan senang melihat kebaikan tersebar di muka bumi. Selalu mencicipi nikmat dan yummy manakala kita sendiri juga berbuat kebaikan.
Bahkan, akan lebih indah lagi kalau setiap desah nafas kita yakni cerninan rasa rindu untuk selalu melaksanakan aneka kebaikan. Rindu pula akan semakin banyaknya saudara-saudara kita yang lapang dada dan bersungguh-sungguh dalam membuatkan kebaikan.

Jika kebaikan telah tersebar, orang-orang yang semula kafir dan ingkar akan menjadi Muslim. Orang-orang yang semula munafik dan berandal menjadi bertaubat. Dan orang-orang yang semula fasik dan durhaka pun menjadi taat.

Ya, kita memang harus menginginkan sebanyak mungkin makhluk-makhluk Allah di muka bumi ini menjadi mulia. Orang-orang yang pernah menyakiti kita agar diampuni dan dikaruniai petunjuk oleh Allah. Begitu pula orang-orang yang pernah tersakiti oleh kita, agar Dia yang Maha Perkasa, mengangkat derajat kemuliaannya.

Bukankah Allah Azza wa Jalla telah berfirman, ”Kamu yakni ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah…" (OS Ali 'Imran [3]: 110).

Apa artinya? Ummat terbaik yakni ummat yang mempunyai kesanggupan menata, menjaga, merawat dan meragukan qalbunya dengan sebaik-baiknya. Sehingga selalu bersih, lapang dan selamat dalam menjalani kehidupan ini. Sedangkan qalbu yang selamat—tidak bisa tidak—akan membuahkan kepekaan, yaitu peka terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Kepekaan akan menciptakan dunia ini bermetamorfosis samudera ilmu yang teramat luas. Dunia akan terang-benderang dan lapang alasannya yakni cahaya ilmu yang telah dikaruniakan Allah. Apa yang dilihat, apa yang dirasakan, dan apa yang didengar dari aneka insiden di bumi ini, Insya Allah tidakada yang disikapi dengan salah. Yakinlah, pada semua insiden itu pasti Dia menebarkan ilmu yang tidak hanya menciptakan kita semakin berakal dan bijak, tetapi juga untuk mempunyai kesanggupan bersungguh-sungguh kepada-Nya.

Sekiranya bumi ini dihuni oleh lebih banyak lagi orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah, pasti dunia ini akan terasa semakin lapang, indah dan mengesankan. Orang-orang tiada lagi mencari kemuliaan dari tingginya pangkat dan kedudukan, melainkan semata-mata dari tingkat ma’rifat, ketaatan dan kedekatan kepada-Nya semata.

Subhanallah. Mudah-mudahan kita digolongkan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang bisa mencicipi nikmatnya berbuat kebaikan dan merasa senang melihat tersebarnya kebaikan. Wallahualam.

Berbagai Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel